Kamis, 24 Maret 2011

Enam Factor Penyebab Kerusakan Hati (EDISI 1)


Dari seorang tabi’in terbesar, Hasan Al- Basri ra. Berkata:

Sesungguhnya kerusakan hati itu di sebabkan oleh enam hal:


pertama, mereka sengaja berbuat dosa dengan harapan dapat bertobat.

Kedua, mereka menuntut ilmu, tapi tidak mengamalkannya.

Ketiga, jika mereka mengamalkannya mereka tidak ikhlas.

Keempat, mereka makan riki dari Allah, namun tidak bersyukur.

Kelima, mereka tidak rela denngan bagian dari rido Allah.

Keenam, mereka mengebumikan orang-orang mati namun tidak mau mengambil pelajaran dari padanya.

Sajak-Sajak Hafis Ambari(EDISI 1)

aku cinta padaMU
Oleh Hafis Ambari ·
22 Desember 2010

aku cinta padaMU
namun aku menghianati titahmu
aku takut
engkau menjauh dari ku
yang bertelanjang dengan noda

walau aku tau
ruhku adalah ruhmu
yang takkan pernah
terpisah
walau aku sembunyi
aku bersembunyi dalam matamu
walau aku berlari
aku berlari dalam genggammu

aku rindumu
Oleh Hafis Ambari ·
22 Desember 2010

ibu....
kau kah yang bergantung
kelopak mata ku
membuat mataku perih
sedu sedan memekik
meliahat mu
terlunta-lunta di seret usia

aku rindumu
kau paruhku
di setiap lorong jalan ku
kau berucap pilu untukku

ibu...
aku darahmu
kau akarku
jangan kau bekal aku
dengan cemasmu
kebalkan aku dengan harap-harapmu

aku membaca
Oleh Hafis Ambari ·
22 Desember 2010

aku membaca
angin yang berhembus
bumi menangis
tetes yang berduri
alam menggertak
dengan gunung bermuntah
dengan laut menghempas

Lelaki di Gedung Pink (Cerpen Mariati Sofia) (EDISI 1)

Ini bukan sebuah mimpi, aku melihatnya di sana sendiri sedang menikmati gorengan. Dia makan tanpa piring, tetapi hanya sebuah gorengan. Itu saja sepertinya sudah cukup sekedar menambah energi.
Mataku begitu tajam dan lincah dalam memperhatikan setiap gerak-geriknya. Sehingga aku tau bahwa yang sedang dia makan adalah sebuah gorengan yang tanpa dialas dengan piring. Padahal aku hanya melihanya dari belakang dan itupun sambil berjalan. Dengan jarak mencapai hingga sepuluh meter. Terlihat jelas adalah bagian punggungnya, dari jauh menuju teritisan gedung pink. Setiap dua langkah, penglihatanku terhalang oleh pohon mahoni, pohon jati, pohon bunga tanjung, dan pohon lansano hingga langkahku semakin jauh dan tidak nampak lagi bayangannya dengan jelas, walau itu hanya bagian punggung. Namun bayangan yang sempat ku perhatikan sekilas itu masih tertinggal di bola mataku.
Satu harapan yang timbul untuknya. Aku tidak ingin kehilangannya, aku yakin aku tidak akan kehilangannya karena aku akan selalu melewati gedung pink itu setiap pagi. Seolah-olah aku sedang berdialog dengan bayanganku sendiri. Kalau dia masih akan tetap duduk di tempat itu, walau hanya sebuah persepsi. Kalau sebenarnya bayangannya akan selalu ada.
Dia sama sekali tidak mengenaliku. Tidak sedikt pun dari langkahku. Namun aku tahu tentangnya. Puisinya yang telah singgah diberbagai media, tulisan-tilisan kritikan tentang pemerintahan saat ini dan masih banyak lagi yang tidak dapat lagi ku ingat saking banyaknya, dia sebagai penulis pun mungkin lupa dari apa yang telah dituliskannya kecuali dia membuka kembali arsip-arsipnya. Dimulai dari kesederhanaan tulisan yang membawa kepada kemewahan yang menggugah pembaca hingga kesederhanaan penampilannya yang membawa kepada keistimewaan bagi setiap mata-mata yang berkedip.
Penghargaan itu tiba-tiba aku berikan padanya. Benar atau tidak kalau dia adalah orang yang kumaksud. Aku cukup pemberani untuk memutuskan persepsiku, jika aku salah dalam mempersepsikan hal itu maka dengan itu aku bisa belajar dan telah memiliki tahap awal pencarian bayangannya.***
Pagi ini dia telah duduk di sana. Itu bukanlah tempat tinggalnya, karena di teritisan itu hanya terdapat dua buah meja, yang berisikan beberapa macam gorengan dalam bungkus plastik dan bermacam sayuran yang telah direbus namun belum dibumbui yang kemudian dicampur dengan ketupat lalu disiram dengan bumbu yang telah disediakan. Lalu dua buah bangku panjang dua buah juga. Sehingga bagi setiap pengunjung yang mampir bisa duduk saling berhadapan.
Di teritisan gedung tua itu, telah menyeruak besi-besi bangunannya karena diguncang gempa yang begitu dahsyat berkali-kali. Kaca-kaca jendelanya pun yang tersisa hanya tinggal beberapa buah saja dari sekian banyak jendela yang dipasang kaca.
Betapa itu yang ingin kucicipi. Dia kembali menikmati gorengan panas yang masih mengepul. Aku tidak dapat menghampirinya ke teritisan itu untuk ikut enikmati gorengan panas. Aku enggan untuk memijakkan kakiku ketempat itu. Karena saat ini dia tidak sendiri lagi seperti hari kemarin, sekarang dia bersama-sama menikmati makanan itu dengan beberapa orang. Diantara mereka ada yang menghadap kearahku, karena mereka saling berhadapan, namun bukan orang yang kumaksud. Orang yang kumaksud justru dia tidak menghadap kearahku meskipun hanya sekilat saja. Aku hanya dapat melihat bagian samping bayangan rongga tubuhnya. Sepertinya mereka sepakat mencuili gorengan yang panas sedikit demi sedikit. Tidak mungkin juga jika aku datang pada mereka dengan ramah dan penuh kesopanan lalu bertanya kemudian berkenalan “Apa kabar? Benarkah ini adalah seorang pujangga yang karyanya telah terbit diberbagai media itu?” mereka pasti akan mencibiriku ketika aku benar-benar melakukannya, karena mereka akan beranggapan negatif terhadap tingkahku yang aneh.
Ku percepat langkahku, “Uhh..” ku buang nafas sesak yang telah mengganggu tanpa ku harus melakukan tarik nafas yang sedalam-dalamnya terlebih dahulu. Kembali ku meninggalkannya tanpa aku sempat mengenali wajahnya terlebih dahulu. Tak dapat kubayangkan saat ini, yang terlintas adalah sedikit bayangan mengenai kaos oblong putih serta sandal jepit sebagai alas kakinya.***
Tidak ada keinginan ku untuk mempersingkat pagi ini. Tak seperti biasanya yang kuhanya melihatnya sekilas bayang, itupun hanya bagian punggung dan samping bayangnya ditambah lagi dengan pepohonan yang selalu menghalangiku tuk melihatnya.
Aku ingin mempercepat langkah, bukan mempersingkat pagi agar pagi ini adalah pagi yang panjang untukku bertemu dengannya. Takut yang muncul dalam pikiran. Takut kehilangannya dan tidak akan bisa menemuinya lagi setiap pagi. Aku mempercepat pengemasan barang-barang yang kubutuhkan, agar kudapat menjawab pertanyaannya jika seandainya pertanyaan itu terlontar darinya tentangnya.
Ku akui kalau pagi ini terasa begitu panjang. Tidak seperti pagi-pagi sebelumnya. Namun ku tak dapat melihatnya. Melihat bayangan yang selama ini kukenal. Aku telah kehilangan jejak. Mungkin dia telah kehilangan pagi.
Mulai kumencari-cari. Melangkah menuju teritisan gedung itu. Hiruk-pikuk yang ada di sekitarnya tak kuhiraukan. Perlahan kujejaki gedung itu. Namun yang terlihat jelas di sana hanyalah dua pasang meja dan bangku yang panjang, dia pun tak terlihat di sana bersembunyi. Apalagi memakan gorengan seperti pagi-pagi sebelumnya. Sungguh kini aku benar-benar kehilangan bayangannya. Namun aku melihat ada gorengan yang telah tersedia meskipun bukanlah gorengan panas seperti yang kubayangkan.
Berlari kumenjauhi tempat itu hingga berjarak sepuluh meter. Ku melangkan memperhatikan dengan pasti dari balik mahoni, jati, bunga tanjung, dan lansano yang besar ukuran pohonnya dapat diukur dengan setiap orang yang bersembunyi di baliknya tidak akan terlihat. Numun ku tak dapat menemukannya juga. Padahal pagi-pagi sebelumnya aku lebih kesiangan, setelah kupercepat perencanaan pertemuan dengannya malah tidak bertemu sama sekali. Aneh. Atau mungkin aku terlalu pagi sampai di tempat ini.
Melanjutkan langkah menuju pintu yang telah terbuka meski hanya sedikit. Aku harus berani karena aku tak ingin kehilangannya, dan akupun yakin saat saat ini dia benar-benar tidak nampak namun masih ada peluang untukku mencarinya disetiap sudut yang tersembunyi di dalam gedung ini. Kudorong pintu yang hanya sedikit terbuka dengan tenaga yang ekstra. “Brak!!” kuterkejut. Pintu itupun berbalik menutup sediri. Aku terbantu karena keinginanku untuk menyelinap, kebelakang pintu mencari bayangannya sudah kulakukan tanpa harus membaliknya dengan tangan kosong.
Berlari kukeruang belajar yang kursi-kursinya masih tersusun rapi. Dihiasi dengan sampah dedaunan kering yang masuk dari jendela-jendela kaca yang pecah hanya tinggal kerangkanya. Dari kursi ke kursi mencari bayangannya namun tak terlihat sedikit saja bayanganya.
Berpindah kukeruang yang terletak di ujung jauh dari pintu masuk. “Drakk!”. Ruangannya sangat pengap, hingga kuharus menutup hidung menyelamatkan pernafasanku. Terlihat kering. Banyak digelayuti oleh jejaring laba. Sempit. Rasanya tidak memungkinkan jika dia harus bersembunyi di tempat ini.
Terpaksa ku tinggalkan gedung ini. Menuju keluar ruangan. Kembali lagi kucari bayangannya di teritisan gedung pink, kucari dia di bawah meja tempat biasa dia di sana juga di bawah bangku panjang. Sama. Hal membuatku terheran aku sudah tidak melihat gorengan yang dingin saat pertama aku sampai di sini. Padahal aku tadi benar-banar telah menyentuhnya. “Aneh!”.
Dia benar-benar telah meninggalkan pagi. Untuk apa aku di sini. Melangkah lalu kutinggalkan teritisan gedung pink. Setelah beberapa meter ku tinggalkan kakiku tertahan. Ada satu suara aneh yang kudengar “Ehmb”, kulangsung berputar seratus delapan puluh derjat. “Hahh!” mataku terbelalak, tidak dapat aku berkata apapun, sungguh dia ada di sana.benarkah itu adalah dia.aku yakin sekali karena aku telah lama mengenalinya meskipun hanya punggungnya. Aku masih berusaha untuk menepuk punggungnya karena dia masih membelakangiku, namun kakiku tertahan tak dapat digerakkan. Dia tetap duduk membelakangiku tepat di depanku. Dia tidak melihatku sama sekali. Aku seperti orang yang tenggelam dalam bernang, tak dapat bersuara, hanya dapat melambaikan tangan. Hingga ku benar-benar tidak melihatnya.***

Padang, 4 Desember 2010
Mahasiswi Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang

10 Gangguan Jiwa/Psikologi Yang Aneh & Unik

Menurut wikipedia, mania (dari bahasa Yunani mainomai yang artinya menjadi marah dan geram) adalah sebuah kondisi tekanan medis yang dikarakteri oleh tingkat mood, tenaga, pola pemikiran yang tidak biasa dan terkadang kejiwaan. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan seseorang menderita mania termasuk penyalahgunaan obat dan tumor otak, tapi paling banyak dikarenakan kelainan bipolar, dimana hidup awal mania digantikan oleh bagiannya yang depresi berat. Mania terbagi berdasarkan kekuatan pengaruhnya, mulai dari mania sedang (dikenal juga sebagai hypomania) hingga mania penuh dengan ciri-ciri kegilaan.

1. Cartacoethes:
tekanan yang tidak bisa dikendalikan untuk melihat peta dimana-mana.
Otak manusia punya kemampuan (yang cukup cepat tentunya) untuk mengenal wajah di mana saja, tapi kemampuan ini bisa berubah pada sebuah mania aneh yang biasa disebut cartocacoethes: tekanan yang tidak bisa dikendalikan untuk melihatpeta dimana-mana, bahkan pada makanan seperti makanan milanesa (sejenis daging) dari Argentina di gambar di atas.
2. Gamomania: obsesi mengajukan pernikahan.
Gamomania bisa dideskripsikan sebagai obsesi aneh yang mengajak orang untuk menikah atau mengajukan pernikahan ke orang-orang berbeda pada waktu yang sama, yang dalam banyak kasus mengakibatkan poligami.
3. Onomatomania: rangsangan untuk mengulang beberapa kata
Ini adalah obsesi mengulang kata-kata khusus karena kata-kata itu mengganggu pikiran penderita.
4. Climomania: keinginan berlebihan berada di kasur
Nggak ada masalah sebenernya mau tidur-tiduran lama, apalagi kalau sakit. Buat Clinomaniac (penderita climomania), keinginan untuk berada di kasur terlalu berlebihan dan bisa sampai seharian, terutama kalau cuaca dingin. Climomania berasal dari bahasa Yunani yang artinya obsesi tidur. Dengan kata lain, mania ini artinya cinta pada kasur, bantal dan selimut.
5. Demonomania: percaya digentayangi roh jahat
Ada banyak film dan buku horor yang sangat menyeramkan (iyalah). Melihat film seperti itu secara alami bisa membuat si penonton takut dengan beberapa orang. Dan biasanya di saat orang takut, mania mulai merasuk. Jika berurusan dengan setan (demon), bisa jadi orang itu menderita demonomania, kondisi psikis yang percaya dirinya diikuti setan. Dan saat seseorang berpikir dirinya digentayangi, dia mulai benar-benar percaya ada setan di dekatnya.
6. Enosimania: terus-terusan merasa bersalah
Enosimania adalah tekanan untuk berpikir diri seseorang telah melakukan kesalahan atau dikritik yang tidak bisa dimaafkan, dikenal juga dengan beberapa nama lain seperti Enissophobia, Enosiophobia, ‘takut melakukan kesalahan besar’ dan ‘takut kritikan’. Gejalanya biasanya napas pendek dan cepat, detakan jantung tak menentu, berkeringat, muak, dan tentunya ketakutan yang besar.
7. Trichotillomania: rangsangan menarik rambut sendiri
Trichotillomania, atau lebih dikenal dengan sebutan ‘trich’, adalah kelainan gerakan reflek dalam bentuk penyiksaan diri yang ditunjukkan dengan berulang kali menarik rambut, bulu mata, bulu hidung, jembut (buset), alis atau rambut lain, kadang-kadang menyebabkan kebotakan.
8. Ablutomania: mania mencuci tubuh
Mencuci tangan setelah dari toilet bukan masalah, tapi mencuci tangan setelah beberapa detik bisa jadi masalah. Penderita abutomania biasanya sangat ketakutan dengan kotor. Padahal berani kotor itu baik, kan?

9. sering ragu-ragu
Kita tentu pernah mengalami situasi dimana kita sulit membuat pilihan, tapi bayangkan jika kita tidak bisa membuat keputusan yang bahkan sangat sederhana, hidup seperti tak tertahankan. Aboulomania bisa didefinisikan sebagai penyakit keraguan atau ketidakmampuan seseorang untuk memutuskan masalah apapun.
10. Doromania: obsesi memberi hadiah
Banyak orang yang suka memberi hadiah. Dan sebagian besar orang akan senang dengan obesesi seperti itu. Doromania adalah dorongan atau kesenangan tidak normal untuk memberi hadiah. Penderitanya terobsesi memilih dan memberi hadiah, tapi bukan untuk tujuan baik atau karena mereka sangat dermawan. Melainkan karena hal lain yang lebih kompleks.

sumber: http://fenz-capri.blogspot.com/2010/08/10-gangguan-jiwa-psikologi-yang-aneh.html

Tokoh


Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara. masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.
Ibnu sina juga seorang filusuf. Ia juga membahas tentang jiwa menurutnya “siapa yang mengenal diri(jiwa)-nya berarti mengenal tuhannya.” Banyak karya pengaruh karya-karyanya terutama tentang jiwa. Para pemikiran eropa sebenarnya masih sangat di pengaruhi karya-karya ibnu sina sejak abad ke-12 M hingga ke-17M. Sememntara pengaruh psikologi ibnu sina terhadap filusuf muslim tidak di ragukan lagi. Para filusuf muslim mutakhir menetapkan kepemimpinan dan ke peloporan ibnu sina menberinya gelar Syaikh ar-rais. Mereka juga meniru gayanya dalam sebagian besar pembahasan tentang ilmu jiwa.

Mengobati Rasa Gundah, Gelisah, dan Sedih Melalui Doa


Rasulullah SAW. Mengobati rasa gelisah dan sedih para sahabat-nya dengan dengan mengajarkan doa-doa tertentu. Dengan memanjatkan doa yang di ajarkan Rasulullah, mereka merasa bisa terlepas dari himpitan beban.
“Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasullah SAW. Bersabda, “setiap hamba yang di timpa kegelisahan dan kesedihan. Lalu ia berkata: Ya Allah aku sungguh hamba-Mu. Ubun-ubunku berada dalam kuasa-Mu. Ketentuan-Mu pada diriku teelah di tetapkan. Takdir-Mu yang di tetapkan pada diriku adalah adil. Aku memohon dengan setiap nama yang menjadi milik-Mu, nama yang Engkau pergunakan untuk menamai Dzat-Mu sendiri, yang Engkau ajarkan pada seseorang dari makhluk-Mu, yang Engkau turunkan Dari kitab suci-Mu, atau yang Engkau tetapkan di alam ghaib, agar Engkau menjadikan Al-qu’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penawar bagi kesedihanku, dan pengusir kegelisahanku. Pasti Allah akan menghilangkan kegelisahan dan kesedihannya, serta akan menggantinya dengan jalan keluar.
Abu Bakar Ash-Shiddiq meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, “do’a rasa gunda gulana adalah: ya Allah, rahmat-Mu yang aku harapkan. Maka, jangan kau kuasakan aku pada diriku sendiri, walau hanya sekejap. Dan perbaikilah seluruh ke adaanku. Tiada tuhan selain engkau.
Rasulullah slalu memperbanyak beristigfar. Dan beliau juga berwasiat kepada para sahabatnya agar banyak beristigfar. Karena beristigfar dapat bisa menghilangkan rasa gelisa, melapangkan rasa sempit dan bisa memudahkan datangnya rezeki. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, “barangsiapa senantiasa membaca istigfar maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesempitannya, memberikan kelapangan dari kegelisahannya, dan memberi rizki dari arah yang tidak ia sangka.
Semua doa yang telah di sebutkan, begitu juga formula doa serupa yang di riwayatkan dalam kitab-kitab hadis, sesungguhnya mampu menghilangkan rasa gundah, gelisah dan sedih. Karena obat-obat tersebut mengandung obat ruhani yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit yang di derita manusia.
( Post by:The Ultimate Psikologi, Dr. Muhammad Usman Najati)

MIMPI


Pernahkah kita melakukan tidur? Ya, spontan saja menjawab. Yaialah tidurkan bagian dari kebutuhan manusia. This right, memang benar tidur itu adalah kebutuhan bagi manusia, karna dengan tidur dapat menstabilkan metabolisme tubuh. Hampir sepertiga dalam kehidupan manusia bahkan lebih di pakai untuk tidur. Menurut penelitian setelah 72 tidak tidur akan menyebabkan ganguan psikotik. Dan dengan tidur kita dapat mengakses dunia yang menjembatani dua alam ( fenomena dan abstrak ) melalui mimpi.
Secara garis besar mimpi adalah pengelaman alam bawahsadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang di sertai dengan gerakan mata yang sangat cepat.
Pemimpi dapat mengalami emosi di saat bermimpi, misalnya ia merasa bahasgia saat mimpi indah, dan merasa takut saat mimpi buruk.

Menurut Freud, mimpi adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Baginya, mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginan yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga. Jika Freud seringkali mengidentifikasi mimpi sebagai hambatan aktivitas mental tak sadar dalam mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan individu, beriringan dengan tindakan psikis yang salah, selip bicara (keprucut), maupun lelucon,
Menurut Ibnu Arabi, mimpi adalah bagian dari imajinasi, maka untuk memahami terminologi mimpi dalam khazanah pemikirannya, terlebih dahulu mengacu pada makna imajinasi itu sendiri. Baginya, imajinasi adalah tempat penampakan wujud-wujud spiritual, para malaikat dan roh, tempat mereka memperoleh bentuk dan figur-figur “rupa penampakan” mereka, dan karena disana konsep-konsep murni (ma`ani) dan data indera (mahsusat) bertemu dan memekar menjadi figur-figur personal yang dipersiapkan untuk menghadapi drama event rohani.
Ia juga menambahkan, bahwa kecakapan imajinasi itu selalu aktif baik sedang dalam keadaan bangun maupun dalam keadaan tidur. Selama jam-jam bangun kecakapan ini juga disimpangkan oleh kesan-kesan indera (sense impression) untuk melakukan pekerjaannya secara wajar, tapi dalam keadan tidur, ketika indera-indera dan kecakapan lainya sedang istirahat, imajinasi terbangun semua.
Menurut TCM (Traditional Chinese Medicine) Mimpi adalah aktivitas kegiatan jiwa yang eksis di ruang lain yaitu perwujudan kehidupan manusia di ruang tak berbentuk. Oleh karena itu, mimpi adalah sesuatu yang nyata, adalah bagian penting yang tidak bisa kurang dalam kehidupan manusia. Kehidupan nyata dan kehidupan di dalam mimpi membentuk sebuah kehidupan yang utuh, keduanya bisa saling mempengaruhi, itulah mengapa orang kuno begitu memperhatikan mimpi.
Hakikat mimpi
Menurut Freud mimpi itu hanyalah bentuk pemuasan keinginan terlarang semata. Jadi dengan mimpi seseorang secara tak sadar berusaha memenuhi hasrat dan menghilangkan ketegangan dengan menciptakan gambaran tentang tujuan yang di inginkan.
Karna menurut freud di alam nyata kita sulit untuk mengungkapkan kesalahan, keresahan, kemarahan, dendam, dan sejenisnya kepada obyek-obyek yang menjadi sumber emosi itu.
Berbeda dengan Ibn Arabi. disamping memiliki substansi sebagai pemenuhan keinginan, Ibn Arabi juga memandang situasi penciptaan sebagai pernyataan tidur, dimana kosmos (semesta-pen) yang tercipta terlihat sebagai mimpi Ilahi. Pengalaman manusia merupakan citra mikrokosmik. Oleh karena itu, seluruh situasi penciptaan yang memerlukan alam “yang lain” untuk mempengaruhi tujuannya, dapat dipandang sebagai semacam lamunan Ilahi, dimana ilusi sesuatu yang “bukan Aku” diperkenalkan pada kesadaran Ilahi sebagai refleksi posibilitasnya.
Jenis mimpi

Freud mengenalkan satu jenis mimpi yaitu mimpi kanak-kanak, dimana pada tahun-tahun berikutnya akan ditemukan mimpi yang bertipe sama, bahkan pada orang dewasa, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang valid serta dapat digeneralisasi pada tahapan berikutnya. Tekhnik tersebut lazim dilakukan oleh Freud, sebagaimana acuan tahapan-tahapan psikoseksual dalam teori kepribadiannya. Berbeda dengan Jung, rekan sekaligus muridnya, yang membagi mimpi menjadi dua; mimpi retrospektif dan mimpi iekif.
Sedangkan Ibn Arabi membagi mimpi menjadi tiga, Pertama; mimpi atau kesan-kesan yang berhubungan dengan kejadian sehari-hari dari orang itu dan mengirimkannya ke ”mata batin” dari hati yang merefleksikan dan membesarkan mereka seperti layaknya sebuah cermin. Dengan cara inilah, mimpi biasa muncul sebagai asosiasi-asosiasi dari pikiran-pikiran (ideas) dan kesan-kesan (images) yang menghubungkan diri mereka sendiri dengan beberapa obyek syahwat.
Gelombang otak

Menurut peneletian otak menusia melalui beberapa gelombang otak pada saat tidur. Dan pikiran atau otak manusia bekerja pada 4 level, yakni level Beta, Alfa, Theta dan Delta, dan melalui berbagai siklus.
Level Beta adalah level sadar penuh dan aktif di mana gelombang otak bergetar dengan kecepatan antara 14-30 siklus per detik.
Level Alfa adalah kondisi pikiran pada saat melakukan meditasi atau level setengah tidur dan mulai masuk dalam alam bawah sadar. Pada level ini gelombang otak bergetar dengan kecepatan antara 8-13 siklus per detik. Pada level ini sering terjadi mimpi atau hayalan dan pada level ini juga pikiran manusia dapat berkomunikasi dengan pikiran orang lain. Ingat pikiran alam bawah sadar berhubungan dengan alam semesta dan menjelajah. Itulah sebabnya anda dapat bermimpi ketemu dengan seseorang, melihat suatu peristiwa baik yang anda tahu maupun yang anda tidak pernah ketahui. Baik peristiwa masa lalu maupun masa yang akan datang.
Level berikutnya adalah level Theta (tidur lelap) di mana gelombang otak bergetar dengan kecepatan antara 4 sampai 7 siklus per detik. Pada level ini juga bisa terjadi mimpi tetapi tidak sepotensial pada situasi Alfa. Level berikut adalah level Delta (tidur sangat lelap) di mana gelombang otak bekerja kurang dari 4 siklus per detik.
Pada level ini manusia benar-benar tidak mengingat apa-apa dan sama sekali tidak terjadi mimpi. Mengapa? Hal ini masih merupakan misteri bagi para ilmuwan. Perhatikan gambar gelombang otak di bawah ini:
Anda harus memulai persiapan pada saat anda sebelum tidur, program alam bawah sadar anda untuk bangun ketika pikiran anda sedang berhubungan dengan pikiran orang lain (your mind is in contact with the other person’s mind).
(red,Hafis Ambari, dari berbagai sumber )

Kepemimpinan dan Demokrasi Kampus

reporter: Ari yanto
Nara Sumber: Murisal, S.Ag, M.Pd

Nama : Murisal, S.Ag, M.Pd, Tempat/tanggal lahir : P. Laban, 31- 12-1972, Alamat : JL. Musi No. 27 KEL. Rimbo Kaluang Kota Padang. Pendidikan :(1) SD Inpres Padang Lamban tahun 1985, (2) SLTA Balai Selasa tahun 1988, (3) SLTP Balai Selasa tahun 1991, (4) S.1 IAIN IB tahun 1996, ( 5) S.2 UNP Bimbingan dan Konsling, tahun 2002. Pekerjaan: Sekjur Jurusan Psikologi Islam dan sebagai dosen di Jurusan Psikologi Islam Fak ushuluddin, Istri : Dewi istiqamah, M.Ag, M,Pd.

Banyak masalah-masalah di kampus yang bersangkut paut dengan Kepemimpinan dan Demokrasi Kampus, sudahkah para pemimpin kita menjalan amanahnya, dengan penuh tanggung jawab? Dan sudahkah mereka berbaur dengan masyarakat kampus dan apa harapan kita? Berikut wawancara kami dengan salah satu dosen di jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin IAIN IB Padang.
· Beberapa bulan kedepan kampus kita akan mengadakan pemilihan kepemimpinan yang baru, Nah, bagaimana Bapak memaknai kepemimpinan dan Demokrasi yang harus kita terapkan dikampus kita sendiri ?
“Saya melihat, kepemimpinan itu memang sebuah hal yang sangat penting karena maju mundurnya IAIN ini terletak pada sebuah kepemimpinan yang baik. Dengan demikian untuk sebuah kepemimpinan yang baik dan Demokrasi itu harus mempunyai Visi serta Misi dan perencanaan yang matang kedepan untuk pengembangan IAIN itu sendiri, secara Demokrasi tentunya kepemimpinan itu harus terbuka sesuai dengan prinsif Demokrasi itu. karena kita melihat IAIN merupakan Perguruan Tinggi Islam yang tertua di Sumatra Barat ini, tetapi realitasnya kita sudah tertinggal dibandingkan IAIN -IAIN yang lain. Mungkin disnilah perlunya perencanaan yang matang dan kedepanya pemimpin – pemimpin kita memang harus mempunyai visi dan misi yang sangat menentukan IAIN itu sendiri.
· Tipe kepemimpinan seperti apa yang harus kita pahami sehingga terwujud kampus yang Demokrasi menurut Bapak?
Memeang Saya melihat tipe kepemimpinan dan Demokrasi itu sangat menentukan perkembangan IAIN ini kedepanya, Seperti yang telah saya katakan di atas bahwasanya tipe kepemimpinan yang harus mempunyai Visi dan Misi yang matang, dan tipe kepemimpinan Demokrasi itu juga harus mempunyai Relasi yang luas karena kita melihat perguruan tinggi itu ada Suastanisasi didalamnya.
· Apakah tipe kepemimpinan seperti itu ada dikampus kita ini Pak ?
yaaa… sebenarnya tipe kepemimpinan seperti itu banyak sekali di IAIN ini tentu saja yang menentukan itu secara demokrasi pada saat pemilihanya nanti, dan juga kalau memang sudah terpilih kita berharap kalau bisa jangan ada masalah internal lagi sehinga secara psikologis IAIN ini berdampak positve dalam masyarakat.
· Seperti Bapak singgung diatas, Faktor apakah yang menyebabkan kampus kita hanya berjalan ditempat tidak seperti kampus lain yang lebih berkembang ?
Memang kita melihat banyak faktor- faktor yang terjadi, pertama adalah kurang pedulinya konponen- konponen yang ada di IAIN ini yang termasuk di dalamnya pemimpin, pegawai, dosen dan mahasiswa. Sebagai contoh kecil tentang kebersihan, padahal kita sendiri mendakwahkan kepada masyarakat bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari iman, nah padahal kampus kita sendiri tidak beres dan memang kenyataanya tidak bersih dan banyak hal lain yang terjadi ukhuwah islamiyah misalnya dan inilah sebuah sistem yang belum terlihat padahal kita merupakan tauladan ditengah umat.
· Kenapa banyak jurusan kita yang belum terakriditasi dan apakah sistem kepemimpinan selama ini belum terorganisir dengan baik Pak?
Saya rasa pertanyaan itu sangat tepat, memang kepemimpinan itu yang belum terorganisir dengan baik. Dan masalah akriditasi juga sangat menentukan dan masalah akriditasi itu berubah – rubah kenapa saya katakan berubah, misalnya dari tahun 2009 kemudian ada lagi format yang baru. Kalau bisa memang masalah akriditasi itu di kelola tim khusus yang bisa merencanakan dan mengagendakan kerja dengan baik dan tepat.
· Apakah Bapak setuju jika kampus kita berubah menjadi UIN?
Jelas sekali saya setuju, dan kita memang harus berpikir untuk itu, saat ini memang dalam proses menuju kampus tiga itu, Hal ini memang harus kita dukung bersama- sama dan kalau kita menjadi UIN jurusan kita sendiri itu akan menjadi Fakultas psikologi.
· Sebagai Sekretaris Jurusan apa saja yang Bapak lakukan untuk mendukung kemajuan jurusan kita sendiri?
Selama ini kita memang telah mencoba berjuang untuk akriditasi itu, dan kita telah melaksanakan itu secara maksimal, saat ini kita telah mengajukan bahan akriditasi oleh jurusan dan itu sudah kita ajukan ke BAN-PT yang diantarkan langsung oleh pembantu Dekan satu dan dua dan sekarang kita juga menungu kedatangan Dekan Fakultas UAD Yogyakata dalam rangka akriditasi jurusan kita karena salah satu syarat akriditasi itu adalah adanya Fakultas pelindung di Psikologi kita ini.
· Dan bagaimanakah seharusnya peran Mahasiswa kedepan untuk mendukung dan mewujidkan kepemimpinan yang demokrasi di kampus kita Pak?
Kita Sangat berharap mahasiswa berperan aktif dalam perkembangan demokrasi di IAIN ini, artinya mahasiswa ikut mendorong terjadinya demokrasi di IAIN ini, itu yang pertama kita lihat dari peran mahasiswa HMJ, SMF Dan DEMA.
· Apa harapan Bapak untuk kepemimpinan yang akan datang?
Harapan saya adalah agar terpilihnya pemimpin yang punya Visi dan Misi sehingga terwujud IAIN menjadi UIN dan juga bisa menyelesaikan dan mewujidkan gedung- gedung kampus tiga itu. Mungkin kita juga minta dukungan mahasiswa PI agar jurusan kita terakriditasi secepat mungkin, sehingga materi kuliyah, silabus dan sebagainya lebih baik untuk masa-masa yang akaakan datang. ( Ariyanto )

Salam Redaksi


Assalamu’alaikum Wr.Wb
alhamdulillah, puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT. atas nikmat dan karunianya. Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa pencerahan kepada umat manusia.
Pembaca yang budiman.
Dalam rangka membantu meningkatkan pengetahuan, dan minat membaca bagi mahasiswa, kami dari HMJ Psikologi hadir di hadapan pembaca, mempersembahkan INTUISI TABLOID edisi pertama. Di bawah asuhan Jurusan Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin, IAIN “IB” Padang. Semoga bermanfaat, selamat membaca….